Minggu, 07 Desember 2014

Alone I Brake (Grey)



Alone I Brake (Grey)

Dalam kesendirian bukan berarti tidak memperhatikan kesekitarnya. Tapi hanya menyendiri dan menarik diri sambil mengamati apa yang ada disekitarnya. Bukan karena dia tidak ingin mencintai sekitarnya. Tapi karena dia ingin mencintai sekitarnya dengan caranya sendiri. Tanpa perlu orang lain mengerti tanpa perlu orang lain menilai. Dia cukup dengan hanya ketentraman hatinya tanpa membuat sekitarnya merasa terbebani dan merasa risih.

Tapi...Itukah kebenarannya? Adakah dia merasa aman dan nyaman dengan hanya memperhatikan dan memastikan semuanya baik-baik saja? Adakah dia merasa penuh dengan hanya memerhatikan tanpa mengungkapkan perasaanya ? Dimana akan ada yang mengatakan kalau perasaannya telah terwakili dengan ke’diam’annya.

Hitam atau putih.

Mungkin itu tidak akan berlaku padanya karena dia tidak ada pada keduanya. Aku sudah mengatakannya dengan gamblang tadi. Dia akan bertahan pada ke’diam’annya. Dengan rasa aman dan nyaman pula.

Apakah mereka akan menerimanya ?

Bukankah dia tidak butuh orang lain untuk mengerti dan menilai. Karena dia akan mencintai dan menyayangi dengan caranya sendiri. Dengan begitu dia akan merasa penuh dengan sendirinya. Kalau dikatakan hitam atau putih tidakkah boleh ia berada pada tengahnya saja?

Tidak. Disini yang ada hanya ‘hitam’ atau ‘putih’. Dia harus menyelesaikan maksudnya. Dia akan pergi kemana. Karena tidak ada yang bisa dilakukan jika berada diantara keduanya. Seperti ‘ya’ atau ‘tidak’, tapi tidak ada yang bisa dilakukan dengan ‘mungkin’.

Benarkah tidak ada yang bisa dilakukan dengan ‘mungkin’ itu ? Bukankah diantara ‘hitam’ dan ‘putih’ telah ada ‘abu-abu’ ? Bolehkah dengan memilih ‘abu-abu’ akan ada kesendirian lagi ?


*end*




Ini adalah salah satu draft yang lama nginap di folder. kalau teman-teman pngen jadiin cerita dan lanjutin boleh kok..tapi izin dulu ya...
Sampai ketemu di tulisan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar